Manokwari, Beritakasuari.com – Provinsi Papua Barat mencatat deflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,51 persen pada Mei 2025, menurut laporan resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penurunan ini mencerminkan melunaknya tekanan harga, terutama pada sektor makanan dan transportasi.
Indeks Harga Konsumen (IHK) provinsi ini tercatat berada pada level 106,60, dengan penurunan harga paling signifikan terjadi pada tiga kelompok pengeluaran utama:
- Makanan, minuman, dan tembakau turun sebesar 5,47 persen
- Transportasi mengalami penurunan 3,09 persen
- Pakaian dan alas kaki turun tipis 0,03 persen
Sebaliknya, delapan kelompok pengeluaran lain menunjukkan peningkatan, antara lain:
- Pendidikan naik paling tinggi sebesar 6,30 persen
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya meningkat 4,51 persen
- Rekreasi, olahraga, dan budaya tumbuh 2,44 persen
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,79 persen
Kenaikan lainnya terjadi pada sektor perumahan dan utilitas (0,53%), peralatan rumah tangga (0,43%), kesehatan (0,25%), dan informasi dan jasa keuangan (0,07%).
Secara bulanan (month-to-month/m-to-m), Papua Barat mencatat deflasi sebesar 0,33 persen, dan secara kumulatif sejak Januari 2025 (year-to-date/y-to-d) terjadi deflasi sebesar 1,24 persen.
“Penurunan harga kebutuhan pokok dan transportasi menjadi faktor utama pelemahan inflasi di Papua Barat bulan lalu,” tulis BPS Papua Barat dalam keterangan resminya.
Tren deflasi ini mencerminkan melemahnya daya dorong konsumsi dan harga di pasar, yang meskipun menekan beban pengeluaran masyarakat, juga menandakan perlunya perhatian terhadap dinamika permintaan domestik dan stabilitas ekonomi daerah.