26.3 C
Manokwari
Wednesday, October 15, 2025

AI Dinilai Lebih Kurang Terpercaya oleh Para Peneliti

Must read

Jakarta, Beritakasuari.com  – Penelitian terbaru mengungkapkan tren menurunnya tingkat kepercayaan para ilmuwan terhadap kecerdasan buatan (AI) pada tahun 2025. Dalam laporan awal yang dirilis oleh penerbit akademis Wiley, terungkap bahwa meski penggunaan AI di kalangan peneliti meningkat secara signifikan, kepercayaan mereka terhadap teknologi ini justru mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Survei yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan sekitar 51% peneliti mengkhawatirkan fenomena “halusinasi” dalam model bahasa besar (LLM), yaitu kondisi di mana AI menghasilkan informasi palsu yang disajikan seolah fakta. Persentase tersebut melonjak menjadi 64% pada 2025, bersamaan dengan peningkatan adopsi AI dalam penelitian dari 45% menjadi 62%.

Selain itu, kekhawatiran terhadap isu keamanan dan privasi mengalami peningkatan sebesar 11% dari tahun sebelumnya. Para peneliti juga menaruh perhatian lebih pada aspek etika dan transparansi penggunaan AI. Dalam perkembangan yang mencolok, tingkat antusiasme dan “hype” terkait kemampuan AI menurun drastis. Pada 2024, lebih dari setengah ilmuwan percaya AI sudah melampaui kemampuan manusia dalam banyak kasus, namun pada 2025, keyakinan ini turun tajam menjadi kurang dari sepertiga.

Temuan ini mendukung pandangan sebelumnya bahwa pemahaman yang lebih mendalam terhadap cara kerja AI berbanding terbalik dengan tingkat kepercayaan terhadapnya. Sementara itu, para penggemar berat AI cenderung mereka yang belum sepenuhnya memahami kompleksitas teknologi tersebut.

Salah satu isu terbesar yang memicu keraguan ini adalah fenomena halusinasi, yang telah menimbulkan masalah serius di berbagai sektor seperti hukum, medis, dan perjalanan. Meskipun teknologi AI terus berkembang, pengujian pada Mei lalu menunjukkan bahwa model-model tersebut malah semakin sering menghasilkan informasi keliru.

Kendala lain adalah kecenderungan AI untuk memberikan jawaban meyakinkan, bahkan saat data yang dimiliki tidak cukup atau tidak akurat, demi “menyenangkan” pengguna. Hal ini menimbulkan tantangan besar dalam pengembangan teknologi yang dapat dipercaya dan transparan.

Secara keseluruhan, survei ini menandai perlunya pendekatan yang lebih kritis dan kehati-hatian dalam penggunaan AI, terutama oleh komunitas ilmiah yang mengandalkan keakuratan data untuk kemajuan penelitian.

More articles

Latest article