MANOKWARI, Beritakasuari.com –Â Dinas Pendidikan (Disdik) Papua Barat meminta dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) pasca insiden dugaan keracunan makanan yang menimpa 13 siswa di Manokwari. Peristiwa tersebut menimbulkan trauma psikologis pada siswa dan kekhawatiran serius dari orang tua dan pihak sekolah.
Insiden ini melibatkan 12 siswa SD Inpres 45 Arowi dan 1 siswa SMP Negeri 13 Manokwari yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Pelaksana Tugas Kepala Disdik Papua Barat, Barnabas Dowansiba, menyampaikan keprihatinannya atas insiden tersebut dan menekankan bahwa dampak sosial dari kasus ini cukup mengkhawatirkan, terutama terhadap kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.
“Tentunya para orang tua dan guru menjadi cemas dan waswas terhadap makanan yang disediakan. Jangan sampai anak-anak takut makan atau menolak program ini karena trauma,” kata Barnabas, Senin (4/8/2025), di Kantor Gubernur Papua Barat.
Ia mengingatkan bahwa program MBG sejatinya memiliki tujuan mulia dalam meringankan beban ekonomi keluarga serta menunjang gizi siswa. Namun, keberhasilan program bergantung pada kualitas pelaksanaan, terutama dari penyedia makanan.
Barnabas menegaskan pentingnya pengawasan dan pendampingan yang ketat, serta pemeriksaan makanan sebelum dibagikan ke siswa. Ia mengajak semua pihak untuk mengevaluasi kinerja dan disiplin dalam pelaksanaan program.
“Keselamatan siswa adalah prioritas utama. Jangan sampai kelalaian menyebabkan program ini gagal atau bahkan ditolak masyarakat. Pemerintah telah mengalokasikan dana besar—sayang jika menjadi mubazir,” tambahnya.
Barnabas menyatakan bahwa tidak ada pihak yang menginginkan insiden ini terjadi, namun evaluasi menyeluruh perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang, sekaligus memastikan keamanan, mutu, dan keberlanjutan program MBG ke depan.
