Papua, Beritakasuari.com, – Festival Pesona Bahari dan Festival Gemar Ikan Raja Ampat 2025 menghadirkan semangat baru bagi para pelaku usaha kecil di Papua. Selama acara berlangsung di kawasan pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Waisai, para pedagang lokal dan mama-mama Papua menikmati lonjakan penjualan yang signifikan, bahkan sebagian mampu memperoleh penghasilan hingga Rp300 ribu per hari.
Regina Pigai, pedagang asal Nabire, mengaku bersyukur bisa berpartisipasi dalam festival tahunan ini. Ia menuturkan bahwa keikutsertaannya memberi peluang besar untuk memasarkan kerajinan tangan khas Papua, seperti noken dan anyaman lokal yang diminati pengunjung. Menurutnya, festival ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sejak pembukaan resmi pada Sabtu (18/10), suasana di sekitar pantai WTC tampak meriah dengan kehadiran wisatawan dan masyarakat setempat. Antusiasme pengunjung terus meningkat hingga hari kedua, Minggu (19/10), dengan banyak pedagang yang memilih tetap berjualan hingga malam hari karena tingginya minat pembeli. Panggung hiburan rakyat, stan kuliner, hingga pasar UMKM membentuk atmosfer pesta rakyat yang hangat dan menggembirakan.
Festival Pesona Bahari dan Gemar Ikan 2025 menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku pariwisata, dan masyarakat setempat dalam memajukan sektor ekonomi kreatif Papua. Melalui kegiatan ini, produk-produk lokal mendapat sorotan lebih luas dan kesempatan untuk dikenal hingga ke tingkat nasional.
Demi kenyamanan pengunjung, aparat kepolisian dan Satpol PP turut menjaga keamanan selama jalannya acara. Situasi kondusif tersebut membuat para wisatawan merasa aman dan bebas menikmati hiburan maupun berbelanja produk khas Papua.
Festival ini dijadwalkan berlangsung hingga Selasa (21/10), menghadirkan berbagai agenda menarik seperti lomba kuliner ikan, pentas budaya tradisional, serta pameran kerajinan tangan dari berbagai daerah di Papua Barat. Dengan keberhasilan penyelenggaraan tahun ini, Festival Bahari Raja Ampat tidak hanya menjadi ajang wisata, tetapi juga momentum penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir dan memperkuat identitas budaya Papua di mata dunia.
