Jakarta, Beritakasuari.com – Ericsson Hackathon 2025 melahirkan tiga inovasi teknologi yang dipandang paling matang untuk menjawab tantangan industri Indonesia, berkat pemanfaatan kecerdasan buatan dan jaringan 5G yang semakin matang ekosistemnya. Kolaborasi antara Ericsson, Qualcomm, Kemenperin, dan Komdigi tersebut memperlihatkan bagaimana solusi konkret dapat diterapkan pada sektor manufaktur, layanan kesehatan, dan budidaya ikan sebagai bagian dari akselerasi menuju Visi Indonesia Digital 2045. Tiga inovasi yang menonjol—Future of Tech, Maikroskop, dan Tanikan—dipilih karena memiliki dampak langsung, peluang skalabilitas tinggi, serta kesiapan implementasi di lapangan.
Minerva, inovasi dari Future of Tech, meraih posisi pertama sebagai solusi manufaktur paling berpengaruh. Teknologi ini menggabungkan digital twin berbasis 5G, big data, serta AI untuk menciptakan pabrik yang semi-otonom dan hemat energi. CEO Future of Tech, Adrian, menekankan bahwa industri manufaktur Indonesia menyerap 46% energi nasional dan masih bertumpu pada proses manual hingga 70%, sehingga peluang efisiensi sangat besar. Bahkan peningkatan efisiensi 1% saja diperkirakan bisa menghemat sekitar Rp 3 triliun. Minerva 3.0 memperkenalkan empat kemampuan inti meliputi integrasi 5G untuk digital twin real-time, analitik prediktif dan preskriptif untuk diagnosis komponen mesin, simulasi optimasi energi berbasis AI, hingga asisten AI yang mampu memberikan rekomendasi kepada operator secara langsung. Pengujian Minerva di sebuah pabrik di Medan menunjukkan hasil signifikan, mulai dari penurunan kerugian produksi dari Rp 1,7 triliun menjadi Rp 6,2 miliar, penurunan biaya perawatan dari Rp 380,9 miliar ke Rp 390,9 juta, peningkatan efisiensi 11%, serta penurunan emisi karbon 14%. Adrian menyebut teknologi ini mampu menghadirkan pabrik yang lebih pintar, lebih cepat, dan jauh lebih efisien.
Pada sektor kesehatan, Maikroskop menjadi inovasi yang menawarkan solusi kritis terhadap lamanya proses analisis laboratorium, terutama di wilayah dengan fasilitas terbatas. Berdasarkan data 2022, terdapat 217.000 kematian terkait keterlambatan pemeriksaan dan sekitar 400.000 kasus tidak tertangani tepat waktu karena analisis yang memakan waktu hingga dua minggu. Maikroskop menawarkan digitalisasi mikroskop dengan kamera beresolusi tinggi yang terhubung dengan analisis AI sehingga tenaga kesehatan cukup memotret slide, mengunggahnya, dan menerima hasil analisis dalam hitungan jam. Setiap gambar disimpan untuk meningkatkan kecerdasan model AI sehingga akurasinya semakin berkembang. Sistem ini juga mendukung format file lokal, melacak riwayat sampel, dan meminimalkan human error. Dalam final di Garuda Spark Innovation Hub Jakarta, Danny Ismarianto dari tim Maikroskop menekankan bahwa percepatan analisis ini berdampak besar terutama bagi daerah terpencil yang sering kekurangan fasilitas diagnostik.
Sementara itu, Tanikan menghadirkan pendekatan baru untuk rantai budidaya ikan bioflok yang rentan mengalami kematian massal akibat kegagalan aerator. Kerugian dari satu kolam saja bisa mencapai Rp 30 juta, sehingga pemantauan 24 jam menjadi kebutuhan penting. Dengan memanfaatkan kamera IP, model AI object detection, serta jaringan 5G, Tanikan memantau kondisi aerator secara real-time dan mengirimkan peringatan otomatis kepada petani apabila terjadi malfungsi. Pendekatan ini memberikan sistem keamanan tambahan bagi petani dengan meminimalkan risiko kerugian mendadak.
Ketiga inovasi tersebut menunjukkan bahwa percepatan digital Indonesia dapat ditopang oleh solusi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga siap diterapkan dan berdampak nyata. Ericsson Hackathon 2025 membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor dapat mempercepat lahirnya teknologi yang memperkuat industri, kesehatan, dan ketahanan pangan nasional.



