Kaimana, Beritakasuari.com – Toleransi dan persatuan antarumat beragama kembali ditunjukkan masyarakat Kaimana. Warga RT 04 Kampung Trikora bersama pemuda gereja Katolik dan Protestan bahu membahu membangun Mushola Al-Hidayah melalui kegiatan gotong royong pengecoran bangunan.
Aksi kolaboratif ini menjadi potret nyata dari filosofi lokal “satu tungku tiga batu,” yang menggambarkan kebersamaan dalam keberagaman suku dan agama di Papua Barat.
Syaril Sirfefa, perwakilan warga RT 04, mengapresiasi partisipasi pemuda lintas agama. Ia berharap, pemerintah daerah turut memberi dukungan agar pembangunan mushola segera rampung.
“Kegiatan ini adalah cerminan sinergi pemuda gereja, jemaah mushola, dan masyarakat sekitar dalam menjaga kerukunan,” ungkap Syaril.
Bruno Helyanan dari Gereja Paroki Santa Monika menyebut keterlibatan umat Katolik dan Protestan dalam kegiatan ini sebagai warisan toleransi dari generasi terdahulu.
“Kami ingin anak muda melihat bahwa kebersamaan dan gotong royong antaragama adalah kekuatan bangsa,” tegas Bruno.
Ia juga menambahkan bahwa semboyan “satu tungku tiga batu” bukan sekadar simbol, melainkan nilai hidup yang telah lama mengakar di tengah masyarakat Kaimana.
Pembangunan Mushola Al-Hidayah menjadi bukti nyata bahwa di tengah perbedaan, masyarakat Papua Barat tetap menjunjung tinggi persatuan melalui aksi nyata, bukan hanya narasi.