Jakarta, Beritakasuari.com  – Tren baru di sektor pertanian menunjukkan perubahan positif yang signifikan. Sekitar 27 ribu anak muda dari berbagai wilayah Indonesia kini telah terjun menjadi petani modern, dengan pendapatan yang mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan. Angka ini mencerminkan bahwa sektor pertanian tak lagi dipandang sebelah mata oleh generasi milenial dan Gen Z.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa lonjakan minat anak muda terhadap dunia pertanian dipengaruhi oleh integrasi teknologi tinggi dan dukungan pemerintah yang konkret. Hibah alat pertanian dan berbagai fasilitas produksi diberikan langsung kepada para petani muda, memungkinkan mereka untuk segera beroperasi secara produktif dan efisien.
Contoh nyata datang dari Merauke, Kalimantan hingga Aceh, di mana para petani muda berhasil menciptakan ekosistem pertanian berbasis teknologi yang menghasilkan pendapatan stabil dan layak. Pemerintah pun berkomitmen untuk melanjutkan dukungan ini secara berkelanjutan.
Dalam kerangka pembangunan pertanian nasional, pemerintah tengah mengakselerasi program cetak sawah baru seluas tiga juta hektare. Kawasan tersebut dirancang berbasis klaster dan akan mengadopsi sistem pertanian berstandar internasional, selevel dengan yang diterapkan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Pendekatan ini diharapkan mampu mempercepat transformasi sektor pertanian menjadi lebih modern dan kompetitif.
Meski demikian, data Sensus Pertanian 2023 dari BPS menunjukkan bahwa sektor ini masih didominasi oleh kelompok usia di atas 40 tahun. Generasi X menyumbang hampir setengah dari total petani, sementara Baby Boomers juga masih berperan besar. Generasi milenial hanya berkontribusi sekitar seperempat, dan partisipasi Gen Z masih sangat minim.
Namun dengan langkah konkret yang telah diambil, ke depan diharapkan lebih banyak anak muda akan terdorong untuk memilih pertanian sebagai jalan hidup yang menjanjikan, sekaligus berkontribusi dalam menciptakan kemandirian pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.