Papua Barat, Beritakasuari.com Pemerintah Provinsi Papua Barat kembali melanjutkan proyek pelebaran ruas jalan Esau Sesa–Maruni di Kabupaten Manokwari. Kegiatan tersebut diawali secara simbolis dengan penanaman patok pertama oleh Gubernur Dominggus Mandacan pada Senin (13/10/2025), menandai dimulainya kembali program prioritas infrastruktur yang sempat tertunda.
Gubernur Dominggus menjelaskan bahwa pelebaran jalan ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah daerah untuk meningkatkan kelancaran arus lalu lintas sekaligus menekan angka kecelakaan di jalur yang dikenal padat tersebut. Ia menyebutkan bahwa dalam perubahan anggaran tahun ini, Pemprov menyiapkan dana sekitar Rp10 miliar yang dialokasikan untuk tahap perencanaan dan pembebasan lahan masyarakat.
Pelebaran jalan Esau Sesa–Maruni menjadi dua lajur sebenarnya telah direncanakan sejak 2019, namun tertunda akibat refocusing anggaran selama pandemi Covid-19. Kini, bertepatan dengan peringatan HUT ke-26 Provinsi Papua Barat, proyek tersebut kembali dijalankan dengan tahapan awal meliputi pengukuran ulang dan identifikasi lahan warga yang terdampak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Papua Barat, Heribertus Wiryawan, mengungkapkan bahwa lebar badan jalan yang akan dikerjakan mencapai 22 meter dengan total panjang 21,4 kilometer. Berdasarkan data sementara, terdapat sekitar 85 rumah di sisi kanan dan 158 rumah di sisi kiri jalan yang akan terkena dampak langsung. Ia menambahkan, pembiayaan proyek bersumber dari APBN, sedangkan Pemprov Papua Barat bertanggung jawab terhadap pembebasan lahan.
Dominggus Mandacan menegaskan bahwa pelaksanaan proyek ini tetap memperhatikan hak masyarakat. Pemerintah memastikan mekanisme ganti rugi dilakukan secara adil dan transparan sesuai perhitungan tim appraisal. Ia menuturkan bahwa setiap lahan yang memiliki sertifikat kepemilikan akan mendapatkan kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Sesuai arahan dari Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tahap pertama pengerjaan akan difokuskan di kawasan padat permukiman, yaitu dari Pertigaan Sinar Suri hingga wilayah Polisi 13 Rendani. Area tersebut dinilai paling membutuhkan pelebaran karena aktivitas lalu lintas yang tinggi dan risiko kecelakaan yang meningkat.
Dominggus mengajak masyarakat untuk mendukung penuh pelaksanaan proyek ini. Menurutnya, pembangunan infrastruktur bukan sekadar kegiatan fisik, melainkan investasi jangka panjang bagi kenyamanan, keselamatan, dan kemajuan konektivitas di Manokwari. Ia berharap kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat mempercepat terwujudnya Papua Barat yang aman, tertib, dan berdaya saing.