28.3 C
Manokwari
Friday, October 24, 2025

MRPB Kritik Pembakaran Mahkota Cenderawasih

Must read

Kaimana, Beritakasuari.com – Pernyataan tegas datang dari Martina Sawi, anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), yang menyoroti tindakan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua terkait pemusnahan mahkota burung Cenderawasih dengan cara dibakar. Kejadian yang sempat viral di media sosial pada Senin (23/10/2025) itu menuai kecaman karena dianggap melukai perasaan masyarakat Papua.

Menurut Martina, pembakaran mahkota Cenderawasih tidak hanya tindakan keliru, tetapi juga bentuk pelecehan terhadap simbol budaya yang sangat dihormati di Tanah Papua. “Burung Cenderawasih bukan sekadar hewan endemik, melainkan lambang identitas, keindahan, dan inspirasi bagi seni serta kehidupan masyarakat Papua,” ujarnya dalam keterangan kepada klikpapua.com, Rabu (23/10/2025).

Ia menegaskan bahwa mahkota yang terbuat dari bulu Cenderawasih memiliki nilai filosofis yang mendalam. Bagi masyarakat adat, Cenderawasih melambangkan perempuan Papua—sosok yang melahirkan, bekerja keras di kebun, serta menjadi penopang keluarga dan kehidupan sosial. “Sedangkan burung Kasuari menggambarkan laki-laki Papua yang kuat, pelindung keluarga, dan penjaga tanah kelahirannya,” tambahnya.

Sebagai Sekretaris Pokja Perempuan MRPB, Martina menilai tindakan pembakaran mahkota tersebut telah menyakiti perasaan dan martabat perempuan Papua. Ia menekankan bahwa mahkota Cenderawasih merupakan simbol kecantikan alam, kearifan budaya, dan kebanggaan masyarakat adat yang diwariskan turun-temurun. “Ketika benda itu dibakar, seolah-olah nilai budaya kami juga ikut dimusnahkan. Kami, perempuan Papua, merasa tidak dihargai,” tuturnya dengan nada kecewa.

Martina berharap seluruh pihak, terutama lembaga pemerintah dan aparat konservasi, dapat meninjau kembali tindakan semacam itu dengan mempertimbangkan aspek sosial dan kultural masyarakat Papua. Menurutnya, upaya pelestarian alam semestinya dilakukan tanpa mengorbankan makna simbolik yang hidup dalam budaya lokal.

“Pembakaran mahkota Cenderawasih bukan hanya persoalan benda, tapi menyangkut harga diri, jati diri, dan penghormatan terhadap warisan budaya kami sebagai orang Papua,” pungkasnya.

More articles

Latest article