Teluk Bintuni, Beritakasuari.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa Pemerintah Pusat memastikan akan ada penambahan signifikan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas bagi Kabupaten Teluk Bintuni dan Provinsi Papua Barat.
Penambahan ini akan bersumber dari aktivitas produksi gas perusahaan Genting Oil yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027. Hal itu disampaikan Menteri Bahlil saat menghadiri puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke-22 Kabupaten Teluk Bintuni, yang digelar di Gelanggang Argosigemerai SP 5.
“Saya datang ke sini karena Teluk Bintuni adalah wilayah strategis penghasil migas. APBD kabupatennya akan meningkat drastis karena Dana Bagi Hasil dari Genting Oil, yang mulai produksi tahun 2027,” ungkap Bahlil.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini APBD Papua Barat berkisar Rp 3,5 triliun, membawahi tujuh kabupaten, sementara APBD Teluk Bintuni sudah mencapai Rp 3,3 triliun untuk 24 distrik. Dengan potensi migas yang mulai dimaksimalkan, angka ini akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Lebih lanjut, Bahlil memastikan bahwa Participating Interest (PI) 10 persen akan diberikan kepada Pemkab Teluk Bintuni dan Pemprov Papua Barat paling lambat akhir tahun 2026.
“Saya pastikan PI 10 persen akan diberikan. Gubernur dan Bupati adalah bagian dari koalisi pemerintahan, jadi amanah ini harus saya jaga,” tegasnya.
Selain itu, Bahlil juga menyinggung lapangan gas Mogoi milik BP LNG Tangguh yang dijadwalkan beroperasi tahun ini. Menurutnya, potensi tambahan DBH akan mulai dirasakan pada 2026. Namun, ia masih menahan persetujuan penambahan dua sumur baru karena belum ada komitmen tambahan PAD dari pihak operator.
“Saya katakan ke BP, untuk Papua jangan pakai pendekatan bisnis biasa. Ini kampung saya juga. Komitmen untuk rakyat itu syarat utama,” tegasnya.
Dalam rangka mendukung hilirisasi energi dan transformasi industri, Bahlil juga mengungkap rencana investasi pembangunan Blue Ammonia Plant senilai 1,2 miliar USD (sekitar Rp 10 triliun) di Teluk Bintuni. Proyek strategis ini akan melibatkan pengusaha lokal Papua, dengan prinsip seleksi yang mengedepankan kompetensi profesional, bukan berdasarkan proposal semata.
“Anak-anak Papua harus jadi tuan rumah. Ini investasi besar, bukan proyek APBD biasa. Harus diberikan ke pengusaha yang siap dan profesional,” tandasnya.
Blue ammonia merupakan bentuk amonia yang diproduksi dengan energi bersih dan ramah lingkungan, serta menjadi sumber energi alternatif untuk transportasi dan pembangkit listrik di masa depan.
Menutup kunjungannya, Menteri Bahlil juga melakukan peninjauan ke ladang gas LNG Tangguh, memastikan kesiapan operasional sumur gas Mogoi yang akan dikelola oleh Pertamina dalam skema kemitraan nasional.