Jakarta, Beritakasuari.com – NASA mengonfirmasi bahwa objek antarbintang 3I/ATLAS yang sempat memicu spekulasi publik bukanlah pesawat alien, melainkan sebuah komet kuno yang sedang melintasi Tata Surya. Pernyataan ini disampaikan setelah lembaga antariksa Amerika Serikat itu merilis visual terbaru yang menunjukkan 3I/ATLAS melewati Mars pada bulan lalu. Amit Kshatriya, administrator NASA, menjelaskan bahwa lembaganya selalu terbuka untuk kemungkinan adanya kehidupan di alam semesta, namun data ilmiah mengenai objek ini sepenuhnya konsisten dengan karakteristik komet. Ia menegaskan bahwa perilaku dan tampilan objek tersebut tidak menunjukkan indikasi apa pun yang mengarah pada teknologi atau aktivitas non-alamiah.
Spekulasi tentang kemungkinan bahwa 3I/ATLAS adalah sesuatu selain komet sempat meningkat pada masa penutupan sementara pemerintahan AS, ketika NASA tidak dapat memberikan klarifikasi. Meski begitu, setelah kembali beroperasi, ilmuwan NASA segera melakukan analisis mendalam menggunakan lebih dari selusin instrumen ilmiah, termasuk teleskop ruang angkasa Hubble, James Webb, serta beberapa satelit yang mengorbit Mars. Dua satelit milik ESA yang berada di sekitar planet merah juga ikut menyumbang data observasi. Nicola Fox dari Direktorat Misi Sains NASA menambahkan bahwa seluruh hasil pengamatan menunjukkan perilaku khas komet dan tidak ada tanda-tanda teknologi atau fenomena yang tidak dapat dijelaskan.
3I/ATLAS pertama kali terdeteksi oleh teleskop ATLAS di Chili pada bulan Juli. Para ilmuwan percaya bahwa objek ini jauh lebih tua daripada Tata Surya sendiri. Tom Statler, ilmuwan NASA, menyebut bahwa komet tersebut merupakan “jendela menuju masa lalu yang sangat jauh,” bahkan mendahului terbentuknya Matahari dan Bumi. Meskipun asal-usul pastinya masih belum dapat diuraikan, para peneliti sangat antusias karena fenomena ini memberi kesempatan langka untuk mempelajari materi purba yang berasal dari luar lingkungan kosmik kita.
Saat ini, 3I/ATLAS sudah bergerak meninggalkan Tata Surya dan tidak akan kembali mendekat dalam waktu dekat. Setelah kepergian objek tersebut, komet lain diprediksi akan mencapai titik terdekat dengan Bumi pada pertengahan Desember pada jarak sekitar 269 juta kilometer. NASA menyatakan komet itu dapat diamati dari Bumi pada dini hari menggunakan teleskop atau teropong, menawarkan kesempatan bagi pengamat langit untuk menyaksikan tamu kosmik berikutnya.



