25.7 C
Manokwari
Friday, December 19, 2025

Kasus Narkotika Papua Barat Naik Tajam Sepanjang 2025

Must read

Manokwari, Beritakasuari.com – Badan Narkotika Nasional Provinsi Papua Barat mencatat peningkatan signifikan dalam pengungkapan kasus narkotika sepanjang tahun 2025. Capaian tersebut mencakup kenaikan jumlah kasus maupun volume barang bukti yang berhasil diamankan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Manokwari pada Kamis, 18 Desember 2024, sebagai bagian dari rilis kinerja dan pemetaan ancaman narkotika di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Konferensi pers tersebut dipimpin oleh Pelaksana Tugas Kepala BNNP Papua Barat, Kombes Pol. Muhammad Zakiy, didampingi Kepala Bagian Umum dr. Arianta Damanik, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat dr. Indah Permatasari, serta Staf Bidang Rehabilitasi Aswendo Dwitantyanov. Dalam pemaparannya, Muhammad Zakiy mengungkapkan bahwa selama 2025 pihaknya menangani sebanyak 10 kasus narkotika, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2024 yang mencatat lima kasus.

“Terjadi peningkatan kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini merupakan hasil kerja BNNP Papua Barat yang bersinergi dengan instansi vertikal lainnya,” ujar Muhammad Zakiy. Ia menilai kenaikan angka pengungkapan ini menunjukkan intensitas pengawasan yang semakin diperketat, sekaligus menjadi indikator masih tingginya ancaman peredaran narkotika di wilayah Papua Barat.

Selain jumlah kasus, barang bukti yang disita juga mengalami lonjakan. Untuk narkotika jenis sabu-sabu, BNNP Papua Barat mengamankan total 31,95 gram, meningkat dari 21,787 gram pada tahun sebelumnya. Sementara itu, barang bukti ganja menunjukkan kenaikan yang lebih tajam, dengan total sitaan mencapai 10.490,56 gram atau sekitar 10,4 kilogram, jauh melampaui capaian tahun 2024 yang berada di angka 1.984 gram.

Dari sepuluh kasus yang berhasil diungkap, masing-masing lima kasus terjadi di wilayah Manokwari dan lima kasus lainnya berada di wilayah Sorong, yang kini masuk dalam Provinsi Papua Barat Daya. Distribusi kasus ini menunjukkan bahwa peredaran narkotika tidak terpusat di satu wilayah, melainkan menyebar di sejumlah titik strategis.

Muhammad Zakiy juga memaparkan sejumlah jalur yang dinilai rawan menjadi pintu masuk narkotika. Jalur tersebut mencakup transportasi laut melalui Pelabuhan Pelni Manokwari, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Anggrem, dan Pelabuhan Marampa. Selain itu, jalur udara melalui Bandara Rendani Manokwari, jalur darat lintas Kabupaten Sorong dan Kabupaten Teluk Bintuni, serta jasa pengiriman melalui perusahaan ekspedisi juga menjadi perhatian serius.

“Peningkatan jumlah kasus dan barang bukti ini menjadi alarm bagi kita semua untuk memperketat pengawasan, terutama di pintu-pintu masuk utama seperti pelabuhan dan bandara,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, baik dengan aparat penegak hukum, instansi terkait, maupun masyarakat, guna menekan laju peredaran narkotika di Papua Barat dan sekitarnya.

Melalui pemetaan jalur rawan dan penguatan kerja sama antarinstansi, BNNP Papua Barat berharap upaya pencegahan dan penindakan dapat berjalan lebih efektif. Langkah ini dinilai krusial untuk melindungi masyarakat serta menjaga stabilitas sosial dari dampak destruktif penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

More articles

Latest article