Manokwari, Beritakasuari.com – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-22 Kabupaten Teluk Bintuni, sorotan terhadap ketimpangan pembangunan kembali mencuat. Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat, Eduard Orocomna, menyampaikan harapan agar momen ini menjadi titik tolak bagi transformasi pembangunan yang lebih inklusif dan merata.
“Teluk Bintuni sudah menginjak usia dewasa sebagai kabupaten. Tapi jika kita lihat realitanya, pembangunan belum merata dan belum dirasakan secara luas oleh masyarakat,” ujar Orocomna di Manokwari.
Menurutnya, sebagai daerah dengan salah satu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Papua Barat, Teluk Bintuni belum menunjukkan dampak signifikan, khususnya dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kenapa daerah lain dengan APBD lebih kecil bisa memfasilitasi pendidikan anak-anak mereka ke luar daerah, bahkan ke luar negeri, sementara Teluk Bintuni tidak? Ini menjadi pertanyaan serius dari masyarakat,” katanya.
Orocomna menekankan bahwa pembangunan manusia adalah fondasi utama agar Teluk Bintuni mampu bersaing secara regional dan nasional. Ia menyoroti pentingnya perhatian pada akses pendidikan dan pengembangan kapasitas generasi muda Bintuni.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa pembangunan tidak boleh terpusat hanya di kawasan perkotaan. Dengan wilayah yang luas dan kekayaan sumber daya alam seperti gas bumi, Pemkab Bintuni harus memastikan penyediaan infrastruktur dasar menjangkau hingga pesisir dan wilayah pegunungan.
“Selama ini pembangunan terfokus di kota. Masyarakat di pesisir dan pedalaman belum banyak merasakan manfaatnya. Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah,” tegasnya.
Orocomna berharap, memasuki usia ke-22, Teluk Bintuni tidak hanya merayakan pencapaian administratif, tetapi juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap arah kebijakan pembangunan agar benar-benar menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh warganya.
 Papua Barat..){kind=link}