26.6 C
Manokwari
Friday, December 19, 2025

Cara Orang Tua Mengatur Gadget Anak agar Tetap Aman

Must read

Jakarta, Beritakasuari.com – Keputusan memberikan gadget kepada anak kerap menjadi dilema bagi banyak orang tua. Di satu sisi, ada kekhawatiran anak akan terpapar konten negatif dan ketergantungan layar, namun di sisi lain pengenalan teknologi sejak dini dianggap penting agar anak tidak tertinggal dalam perkembangan digital. Konten kreator sekaligus mom influencer Dhatu Rembulan membagikan sudut pandangnya mengenai hal ini berdasarkan pengalaman pribadi dalam mendampingi anak menggunakan perangkat digital.

Dhatu memilih memberikan tablet kepada anak sulungnya bukan sebagai alat hiburan semata, melainkan sebagai sarana pendukung aktivitas belajar dan kreativitas. Ia menegaskan bahwa gadget tidak boleh mengambil alih peran orang tua dalam pengasuhan. Menurutnya, perangkat digital seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti kehadiran dan perhatian orang tua dalam keseharian anak. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat ditemui dalam sebuah workshop iPad di Jakarta dan dikutip dari artikel detikINET.

Lebih lanjut, Dhatu menekankan pentingnya menyamakan niat, tujuan, serta komitmen sebelum gadget diberikan kepada anak. Ia menilai bahwa kebebasan penggunaan gadget harus selalu disertai dengan batasan yang jelas. Menariknya, aturan tersebut tidak hanya berlaku untuk anak sebagai pengguna, tetapi juga orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan. Komitmen bersama inilah yang menurutnya menjadi kunci agar penggunaan gadget tetap sehat dan terarah.

Ia juga menyarankan agar kesepakatan dibuat melalui diskusi bersama anak, khususnya mulai usia sekitar tujuh tahun ketika anak sudah mampu memahami mana yang baik dan kurang baik. Dalam praktiknya, orang tua dapat menyampaikan batasan terkait durasi penggunaan maupun jenis aplikasi yang diperbolehkan, lalu mendiskusikannya secara terbuka dengan anak. Proses tawar-menawar yang sehat dinilai mampu membangun rasa tanggung jawab sekaligus membuat aturan lebih mudah dijalankan oleh kedua belah pihak.

Selain aturan penggunaan, pemahaman terhadap fitur pengawasan pada perangkat juga menjadi hal krusial. Untuk pengguna perangkat Apple seperti iPad, tersedia berbagai fitur proteksi yang dirancang untuk mendukung kontrol orang tua, mulai dari Screen Time, Downtime, App Limits, Family Sharing, hingga Communication Limits. Dengan memanfaatkan fitur-fitur ini secara optimal, orang tua dapat mengatur durasi layar, membatasi aplikasi tertentu, menentukan waktu istirahat dari layar, serta mengontrol komunikasi anak selama periode penggunaan maupun saat downtime.

Pendekatan tersebut membuat gadget tidak lagi berfungsi sebagai alat kontrol semata, melainkan menjadi tools yang mendukung pembelajaran, kreativitas, dan pembentukan kebiasaan positif. Dhatu juga menyinggung soal sistem reward, seperti memberikan waktu gadget setelah anak menyelesaikan tugas sekolah. Ia menilai metode ini masih relevan untuk anak usia kecil sebagai bentuk motivasi, namun seiring bertambahnya usia, anak perlu memahami perbedaan antara kewajiban dan hak tanpa selalu bergantung pada imbalan.

Terkait pilihan perangkat, Dhatu merekomendasikan tablet dibandingkan smartphone untuk anak usia di bawah sepuluh tahun. Ia menilai ponsel pintar lebih berisiko menimbulkan ketergantungan karena ukurannya kecil dan mudah dibawa ke mana saja. Sebaliknya, tablet yang berukuran lebih besar membuat waktu penggunaan menjadi lebih terkontrol dan kontekstual, sehingga anak memahami bahwa ada momen khusus untuk menggunakan perangkat tersebut, bukan sepanjang hari.

Melalui pendekatan yang terencana, komunikasi terbuka, serta pemanfaatan fitur pengawasan yang tepat, pemberian gadget kepada anak dapat menjadi pengalaman positif. Kuncinya terletak pada peran aktif orang tua dalam menetapkan aturan, menjaga komitmen, dan tetap hadir mendampingi anak di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.

More articles

Latest article