24.3 C
Manokwari
Wednesday, July 2, 2025

BPS Rilis IHK Juni 2025: Perbedaan Arah Inflasi Papua Barat dan Papua Barat Daya

Must read

Manokwari, Beritakasuari.comBadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat terjadinya deflasi sebesar 0,67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2025. Sementara itu, Provinsi Papua Barat Daya mengalami inflasi tahunan sebesar 0,50 persen pada periode yang sama.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala BPS Papua Barat, Merry, dalam rilis resmi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digelar di Aula BPS Papua Barat, Selasa (1/7/2025).

Menurut Merry, deflasi di Papua Barat terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang deflasi sebesar 1,41 persen. Komoditas utama yang menekan inflasi tahunan di antaranya adalah tomat, cabai rawit, bawang putih, dan kangkung.

Meski secara tahunan mencatatkan deflasi, Papua Barat mengalami inflasi bulanan (month-to-month) sebesar 0,58 persen. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh kelompok transportasi, dengan andil 0,29 persen didorong oleh tarif angkutan udara dan harga sepeda motor.

Selain itu, ikan cakalang, tomat, sawi hijau, dan ikan asap turut menyumbang inflasi bulanan. Sebaliknya, sejumlah komoditas seperti cabai rawit, bensin, ikan kakap merah, kangkung, dan bawang putih berkontribusi terhadap deflasi.

Sementara itu, di Papua Barat Daya, inflasi tercatat 0,50 persen secara tahunan dan 0,42 persen secara bulanan. Inflasi bulanan lebih banyak didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya ikan tuna, beras, ikan momar, dan cakalang.

Untuk inflasi tahunan, kelompok transportasi menjadi penyumbang utama dengan andil sebesar 0,38 persen, melibatkan komoditas seperti tarif angkutan udara, tarif parkir, dan harga sepeda motor.

Merry menegaskan, fluktuasi harga yang tajam pada komoditas pangan dan transportasi menjadi faktor penting yang harus terus diawasi dalam menjaga stabilitas inflasi daerah ke depan.

More articles

Latest article