Jakarta, Beritakasuari.com Teknologi kecerdasan buatan kini tidak lagi sekadar alat digital, tetapi telah berubah menjadi rekan strategis bagi banyak orang dalam mengembangkan bisnis, minat, dan kreativitas. Temuan tersebut terlihat dari survei detikInet yang berlangsung pada 4–14 November 2025, melibatkan 597 responden, dan menghasilkan data bahwa 90% detikers sudah memanfaatkan AI dalam aktivitas digital mereka. Dari jumlah itu, 38% menggunakan AI secara rutin dan lebih dari 20% mengaksesnya setiap hari, menandakan bahwa teknologi ini telah melekat dalam kebiasaan dan produktivitas harian.
Data survei memperlihatkan bahwa lebih dari separuh responden, yakni 56,03%, memakai AI untuk mencari ide atau informasi tertentu. Ini mengilustrasikan pergeseran peran AI menjadi generator inspirasi sekaligus alat eksplorasi yang membantu pengguna menemukan insight baru, memulai proyek, menciptakan konten, atau melihat peluang bisnis yang sebelumnya sulit terdeteksi. Tidak hanya sebatas mencari gagasan ringan, AI juga digunakan sebagai media belajar, terutama untuk mempelajari bahasa asing maupun menjalankan riset mendalam, memperlihatkan fungsinya yang semakin relevan di ranah akademik dan profesional.
Lebih menarik lagi, 96% responden yakin bahwa AI mampu mendukung mereka dalam menemukan dan memperluas bisnis atau passion. Mayoritas menilai AI memberikan keuntungan signifikan melalui kemampuannya menggali ide, menguji potensi, dan membangun strategi secara lebih cepat dan efisien dibandingkan metode konvensional. Meski demikian, beberapa pengguna menyimpan keraguan, seperti anggapan bahwa AI belum memahami konteks secara penuh, kekhawatiran akan akurasi jawaban, hingga potensi menurunnya kreativitas pengguna jika terlalu bergantung pada teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa AI perlu diperlakukan sebagai alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia.
Di tengah persaingan digital yang semakin ketat, AI berkembang menjadi mitra strategis kreator dan pelaku bisnis. Teknologi ini membantu menyusun ide yang lebih terstruktur, merancang perencanaan, memahami audiens, sekaligus membaca pola pasar secara real-time untuk menghasilkan strategi pemasaran yang lebih relevan. Kolaborasi antara Samsung Galaxy AI dan Google Gemini semakin memperkuat ekosistem tersebut. Galaxy AI menawarkan pengalaman kerja yang intuitif untuk mengembangkan konsep dan konten, sementara Gemini menyediakan analisis cepat yang mendukung riset serta pengambilan keputusan.
Sinergi teknologi ini juga menjadi fokus sebuah talkshow yang menghadirkan Arief Muhammad, kreator dan entrepreneur yang dikenal berhasil memanfaatkan teknologi dalam berbagai lini bisnisnya. Melalui pengalaman langsung dan wawasan praktis, Arief membahas bagaimana AI dapat menjadi partner yang efektif dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk produktivitas personal maupun pengembangan usaha. Kombinasi kecerdasan buatan dan kreativitas manusia kini terbukti membuka ruang baru bagi pengguna untuk berkembang lebih cepat dan lebih strategis di era digital.



