Medan , Beritakasuari.com – Pelaksanaan Operasi Disaster Victim Identification (DVI) untuk penanganan bencana alam di Sumatera Utara terus dilakukan secara intensif oleh jajaran kepolisian. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan, Kombes Pol dr. Taufik Ismail, Sp.OG., MARS, menyampaikan bahwa 30 personel telah diterjunkan ke berbagai kabupaten dan kota di wilayah tersebut, terdiri atas 10 personel DVI Mabes Polri dan 20 personel DVI Polda Sumut. Ia menjelaskan bahwa hingga Selasa, 2 Desember 2025, tim berhasil mengidentifikasi 290 korban di 12 wilayah berbeda. Seluruh identifikasi saat ini masih mengandalkan data sekunder, seperti ciri fisik, sidik jari, hingga properti yang masih menempel karena sebagian besar jenazah berada dalam kondisi relatif utuh pada fase awal.
Namun tantangan lebih besar diperkirakan muncul dalam pekan berikutnya. Masih terdapat 122 korban yang tercatat hilang, dan banyak di antaranya diperkirakan sudah memasuki proses pembusukan karena tertimbun lebih lama. Kombes Taufik menyebutkan bahwa metode identifikasi berbasis DNA akan menjadi langkah utama apabila kondisi fisik jenazah sudah tidak lagi memungkinkan identifikasi visual. Ia menegaskan bahwa apabila ada jenazah yang belum dapat teridentifikasi dan ruang penyimpanan tidak mencukupi, pemakaman tetap akan dilakukan dengan tanda khusus sehingga jika kelak ditemukan kecocokan DNA, lokasi pemakaman dapat ditunjukkan kepada keluarga korban. Seluruh jenazah yang berhasil teridentifikasi sejauh ini telah diserahkan kembali kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan.
Data terkini menunjukkan Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi wilayah dengan dampak paling parah, mencatat 86 korban meninggal dan 104 orang hilang. Disusul Tapanuli Selatan dengan 84 meninggal dan 4 hilang, Kota Sibolga dengan 47 korban meninggal dan 9 hilang, serta wilayah lain seperti Tapanuli Utara, Langkat, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Padang Sidempuan, Binjai, dan Kota Medan yang juga terdampak. Korban luka saat ini menjalani perawatan di rumah sakit setempat, termasuk RS Bhayangkara Batangtoru. Jika diperlukan rujukan, pasien akan dipindahkan ke Kota Medan. Menurut Taufik, persediaan obat telah diterima dari Mabes Polri dan didistribusikan ke daerah prioritas seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga.
Hingga kini belum ada kendala besar yang menghambat operasi, namun pekan mendatang menjadi fase paling krusial karena kondisi jenazah yang mulai rusak dapat menghilangkan jejak identifikasi sekunder. Ia menegaskan bahwa metode DNA akan menjadi rujukan utama dalam kondisi tersebut. Operasi DVI akan terus dilaksanakan mengikuti masa tanggap darurat yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan seluruh personel kesehatan dan tim identifikasi dari Polda Sumut serta Mabes Polri tetap bersiaga di lokasi bencana. (LP3/Red)



