Manokwari, Beritakasuari.com – Kepala Puskesmas Prafi, Ferdinan Elkana Woof, menyampaikan apresiasi kepada Ikatan Finya Maybrat (IFM) yang dinilai berperan besar meningkatkan capaian Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga mencapai sekitar 70 persen. Ia menjelaskan bahwa sebanyak 4.000 warga yang menjadi bagian dari layanan Puskesmas Prafi telah mengikuti program tersebut, sebuah capaian yang tidak lepas dari dorongan aktif IFM dalam menggerakkan masyarakat untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Pada pelaksanaan CKG yang digelar Sabtu, 15 November 2025, Puskesmas menerjunkan 25 tenaga kesehatan yang terdiri atas dua dokter umum, perawat, bidan, serta ahli gizi.
Ferdinan menjelaskan bahwa layanan CKG telah dijalankan sejak Februari 2025 sebagai bagian dari program nasional Presiden Prabowo Subianto. Ia optimistis bahwa target akhir 2025 dapat tercapai sepenuhnya mengingat manfaat CKG sangat besar dalam mendeteksi penyakit secara dini sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih tepat. Di wilayah Prafi, ia menyoroti kecenderungan meningkatnya kasus diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung yang umumnya disebabkan gaya hidup tidak sehat. Pemeriksaan awal ditindaklanjuti dokter dengan penanganan medis lanjutan, sementara seluruh data kesehatan warga terus diperbarui dan dipantau.
Penanggung jawab CKG Puskesmas Prafi, Wahyu Siti Kuntari, menjelaskan bahwa alur pemeriksaan dimulai dari skrining dasar seperti pengukuran berat dan tinggi badan, tekanan darah, serta pemeriksaan darah. Dari tahapan tersebut, petugas juga menentukan status gizi pasien. Setelah skrining awal, warga ditanyai riwayat penyakit pribadi dan keluarga sebelum diarahkan menjalani pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan. Kuntari menambahkan bahwa hasil pemeriksaan dapat diakses secara online sehingga pasien bisa mengetahui kondisi kesehatannya melalui sistem digital yang telah disiapkan.
Ia melaporkan bahwa kelompok dengan capaian pemeriksaan tertinggi berasal dari kalangan siswa sekolah. Tim Puskesmas Prafi melakukan jemput bola ke berbagai sekolah sehingga 2.800 siswa telah mengikuti skrining kesehatan. Dari hasil pemeriksaan, anak-anak sekolah paling banyak mengalami obesitas serta penyakit kulit, kondisi yang banyak dipicu oleh konsumsi makanan instan. Sementara itu, pada kelompok santri, keluhan yang dominan tetap berkaitan dengan penyakit kulit.
Kuntari mengakui bahwa partisipasi masyarakat umum masih perlu ditingkatkan karena kesadaran memeriksakan kesehatan masih rendah. Namun ia memberikan apresiasi kepada IFM yang turut aktif menggerakkan warga Maybrat dan masyarakat sekitar untuk mengikuti CKG. Menurutnya, dukungan organisasi masyarakat memiliki peran penting dalam memperluas jangkauan pemeriksaan dan membantu tenaga kesehatan melakukan deteksi dini agar penyakit dapat segera ditangani.



