Manokwari, Beritakasuari.com – Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat terus mendorong penguatan pangan lokal sebagai strategi utama menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Melalui kegiatan Torang Locavore 2025 bertema “Penguatan Ketahanan Pangan Lokal sebagai Strategi Pengendalian Inflasi Daerah”, BI mengajak masyarakat untuk mencintai serta mengonsumsi produk pangan hasil petani setempat. Acara yang digelar di Manokwari pada Jumat (31/10/2025) itu menjadi bagian dari sinergi BI Papua Barat, pemerintah daerah, dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pangan lokal.
Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Arif Rahadian, menuturkan bahwa perlambatan ekonomi Papua Barat pada triwulan II 2025 bukan disebabkan oleh melemahnya ekonomi, melainkan efek normalisasi sektor migas yang selama ini mendominasi kontribusi daerah. Menurutnya, perekonomian Papua Barat tetap stabil dengan tingkat inflasi berada pada kisaran target nasional 2,5 persen ±1 persen. Hal ini dicapai berkat langkah nyata melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta kolaborasi lintas instansi.
Arif menambahkan bahwa BI tengah memperkuat peta jalan pengendalian inflasi 2025–2027 dengan empat pilar utama: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Torang Locavore 2025 termasuk dalam pilar komunikasi efektif yang bertujuan membangun kecintaan terhadap pangan lokal. Ia menegaskan, semakin banyak masyarakat membeli produk petani lokal, maka distribusi pangan akan lebih lancar, harga terjaga, dan ketahanan pangan semakin kuat.
Kegiatan ini juga menghadirkan pelajar SMA/SMK dan kelompok dasawisma dalam program ESENSI (Edukasi Kebanksentralan dan Stabilitas Harga) serta SALIN (Sekolah dan Desa Peduli Inflasi). Para peserta belajar memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan guna mendukung kebutuhan keluarga dan mengurangi tekanan inflasi.
Asisten II Sekda Papua Barat, Melkias Werinussa, mewakili Gubernur, menyampaikan bahwa tingkat inflasi tahunan mencapai 1,02 persen (yoy) dan masih dalam kategori terkendali. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kestabilan harga dan kesejahteraan petani lokal. Pemerintah daerah pun mengapresiasi upaya BI Papua Barat yang mengedepankan edukasi serta pemberdayaan masyarakat melalui program ini.
Pada puncak acara, BI Papua Barat memberikan penghargaan bagi Desa Wisata Peduli Inflasi, Sekolah Peduli Inflasi, dan mengadakan business matching pembiayaan bagi mitra strategis untuk memperkuat ekosistem pangan lokal di wilayah Papua Barat.



