Jakarta, Beritakasuari.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan alasan keterlambatan laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 edisi Januari dan Februari. Menurutnya, pemerintah masih melakukan penyesuaian terhadap postur anggaran di awal tahun guna memastikan data yang lebih akurat.
“Banyak yang bertanya mengapa laporan APBN Februari belum dirilis. Hal ini terjadi karena pada awal tahun, data masih dalam tahap penyesuaian, baik dari sisi pendapatan, belanja, maupun pembiayaan,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kemenkeu, Kamis (11/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa pemerintah menunggu data yang lebih stabil sebelum menyajikan laporan kinerja APBN 2025. Langkah ini dilakukan agar analisis yang diberikan lebih akurat serta menghindari potensi salah tafsir dalam menilai kondisi fiskal negara.
APBN 2025 merupakan instrumen keuangan pertama yang dijalankan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN memiliki peran strategis dalam mendukung prioritas pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh Presiden.
“APBN adalah alat utama dalam menjalankan kebijakan fiskal yang efektif. Pemerintah akan menjaga keseimbangan antara ketangkasan dalam merespons tantangan ekonomi dan kehati-hatian fiskal guna memastikan keberlanjutan ekonomi negara,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, berbagai program prioritas akan didukung oleh APBN sebagai instrumen utama untuk pembangunan jangka menengah dan panjang.
“Kementerian Keuangan berkomitmen menjadikan APBN sebagai instrumen yang efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju, adil, dan sejahtera,” pungkasnya.